Keseimbangan Lama dan Baru
Keseimbangan
lama dan baru adalah ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk
suatu wilayah masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga
perkembangan jumlah penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar
periode jumlah kelahiran tak banyak berbeda dengan jumlah Kematian.
Fluktuasi reit Kematian yang besar sering terjadi, sementara reit
kelahiran relatif stabil pada tingkat yang tinggi. Keseimbangan yang
lama penduduk suatu negeri pada hakikatnya menunjukkan fase sebelum
mulainya transisi demografi dari penduduk negeri yang bersangkutan.
Keseimbangan
baru berarti keadaan di mana reit kelahiran dan Kematian berada pada
tingkat yang rendah. Borrie membedakan masyarakat ke dalam tiga (3)
tipe, yaitu: masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas atau mortalitas
secara efisien, masyarakat yang tidak mengontrol fertilitas tetapi
sedang mengalami penurunan reit Kematian, dan masyarakat yang mengontrol
fertilitas dengan cara yang sangat efisien dan mempunyai harapan hidup
rata-rata yang panjang. Proses menuju ke keseimbangan baru setelah
terganggunya keseimbangan lama dalam arti turunnya reit Kematian (adalah
mulai turunnya reit Kematian) adalah mulai turunnya reit kelahiran.
Suatu
masyarakat yang berada pada keseimbangan baru (kelahiran
rendah-kematian rendah) berarti masyarakat yang bersangkutan telah
melalui fase transisi demografi. Banyak negara-negara industri mulai
mengalami turunnya reit-reit kelahiran dalam abad ke-19.
Angka-angka Perkembangan Penduduk Dunia pada Berbagai Periode
Bagi
hampir keseluruhan periode adanya manusia di bumi, reit perkembangan
penduduk tahunan dunia hampir-hampir mendekati nol. Kemajuan pesat dalam
perkembangan jumlah manusia paralel dengan penemuan-penemuan besar
yaitu penemuan sistem pertanian, mulai kehidupan perkotaan dan
perdagangan, pengendalian kekuatan-kekuatan non-manusiawi, dan revolusi
teknologi.
Perkembangan
penduduk yang cepat sedang terjadi di negara-negara berkembang. Di
kawasan negara-negara berkembang tidak saja menonjol ciri reit
perkembangan penduduk yang cepat, tetapi juga di kawasan tersebut
dijumpai sejumlah negara-negara raksasa ditinjau dari segi jumlah
penduduk.
Perkembangan Penduduk Jawa Abad Ke-19
Indonesia,
sekali pun untuk Jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang
tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti
angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Para
ahli pada umumnya berpendapat adanya under enumeration bagi
angka-angka jumlah penduduk resmi awal abad ke-a19. Namun angka-angka
tersebut seperti angka "sensus" Raffles masih dipandang bermanfaat.
Bahkan ada penulis-penulis yang walaupun mengakui angka Raffles terlalu
rendah sebagai penduduk Jawa di permulaan abad ke-19, telah mengambil
data "sensus" Raffles tersebut sebagai starting point.
Breman
berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk Jawa pada abad ke-19
atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan yang
sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan
dengan masyarakat praindustri lainnya, Jawa mengalami pertambahan
penduduk yang sangat cepat.
Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada:
1. Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi;
2. Meluasnya pelayanan kesehatan; kongkritnya adalah introduksi vaksinasi cacar; dan
3. Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan
penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem pemerintah
kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan
seperti ekspansi statis dan kemiskinan berbagi, patut pula disebut dalam rangka memahami perkembangan penduduk di Jawa.
Penduduk Indonesia di Abad ke-20
Dalam
zaman sebelum Indonesia sebelum merdeka, pengumpulan data jumlah
penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia
dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebagai Sensus Penduduk 1920.
Sesudah itu berlangsung lima kali pengumpulan data penduduk melalui
sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1930, dan
empat kali setelah Indonesia merdeka masing-masing pada tahun 1961,
1971, 1980, dan 1990. Data jumlah penduduk dari keempat sumber ini cukup
dapat dipercaya.
Dalam
masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia
hampir menjadi tiga (3) kali lipat. Suatu percepatan perkembangan
penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waktu lima (5) dekade
terakhir hingga tahun 1980. Namun pada periode 1980-1990 reit
perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi
sekitar 2,0 persen per tahun. Reit perkembangan penduduk tahunan yang
sedang berlangsung dewasa ini lebih rendah di Jawa dibandingkan dengan
kebanyakan pulau-pulau lain di luar Jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar